Kamis, 21 Mei 2020

Bahagia berurai Air Mata

Bahagia berurai Air Mata






Oleh : Supriyanto, M.Pd



Hari ini aku menangis sesenggukan di Masjid Al Ikhlas. Air mataku mengalir deras membasahi pipi dan maskerku.

Seperti biasanya setiap hari di Bulan Ramadhan selama masa WFH/SFH, selesai salat jama'ah subuh di masjid aku tidak pulang. Kusempatkan setiap pagi untuk iktikaf sambil berdzikir menunggu matahari terbit dan tibanya waktu syuruq untuk melaksanakan 2 raka'at salat isyraq/syuruq yang pahalanya menurut Rasulullah SAW seperti pahala naik haji dan umrah yang sempurna.

Sekitar satu jam aku duduk tafakur sambil berdzikir dan memperbanyak membaca shalawat kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Saat membaca shalawat itulah tiba-tiba terlintas sepenggal kisah dalam Kitab Irsyadu Ibad yang semalam aku baca menjelang tidurku.

Dalam kitab itu diceritakan tentang Athiyah bin Khalaf, seorang saudagar di Mesir, pedagang kurma kaya raya yang sedang bangkrut. Ia menyempatkan diri beribadah di Masjid Amr bin Ash. Saat itu ia didatangi oleh seorang perempuan miakin dengam pakaiannya yang kumal.

"Wahai hamba Allah, tak inginkah kau bersedekah untukku dan anak-anakku? Aku seorang syarifah (keturunan Rasulullah SAW), janda yang memiliki beberapa anak yang masih kecil di rumah. Sudah beberapa hari ini kami belum makan, kami tak memiliki apa pun yang bisa kami pakai untuk membeli makanan," kata perempuan itu.

Seketika wajah sang lelaki tertunduk. Pikirannya bekerja keras. Dia berdiskusi dengan pikiran dan hatinya sendiri.

"Engkau ini pedagang yang telah bangkrut. Kau sudah tidak lagi memiliki harta selain sehelai pakaian yang sedang engkau kenakan kini. Apa yang bisa engkau sedekahkan untuk syarifah ini? Jika pun engkau memberikan bajumu ini maka engkau akan malu terlihat auratmu di masjid ini", kata pikirannya.

" Tapi dia seorang syarifah miskin dengan anak-anak yatimnya yang sedang menahan lapar yang amat sangat. Kalau aku tidak membantu mereka, lantas apa yang akan aku katakan nanti di akhirat kepada Rasulullah", suara hatinya pun berbicara lirih.

Sejenak dia pun menoleh kepada syarifah itu dan berkata dengan lembut, "Wahai syarifah, ikutlah aku."

Maka bergegaslah lelaki itu keluar meninggalkan masjid dan menuju rumah petaknya yang mau runtuh itu. Sesampainya di rumah dia masuk daneminta syarifah menunggu di depan pintu yg ditutupnya.

Dia pun membuka pakaiannya, melipat dan membungkusnya dengan rapi setelah berganti dengan kain kumal sekedar untuk menutup auratnya.

"Wahai syarifah, aku hanya miliki sehelai baju ini. Juallah dan belikan makanan untukmu dan anak-anakmu.", kata si lelaki kepada syarifah.

Dengan wajah berbinar syarifah menerimanya dan dengan tulus berdo'a, " Semoga Allah SWT menggantinya dengan pakaian surga untukmu dan kamu tidak akan membutuhkan sesuatu pada orang lain selama hidupmu."

Setelah syarifah pergi, lelaki iku mengurung diri di rumahnya sambil berdzikir dan menangis, bermunajat sepanjang hari hingga akhirnya tertidur.

Dalam tidurnya itu dia bermimpi didatangi seorang bidadari yang sangat cantik yang membawakan buah apel yang baunya sangat harum untuknya. Saat buah apel itu dipecah keluarlah sehelai pakaian surga yang sangat indah.

Dengan penuh keheranan, Athiyah, lelaki itu, bertanya kepada sang bidadari, "Siapakah dirimu?" "Aku adalah Asyura',  istrimu di Surga", jawab sang bidadari.

Athiyah tersentak dan terbangun dari tidurnya. Dia pun berdo'a, " Ya Allah, jika mimpiku ini benar adanya, dan bidadari itu adalah istriku, maka matikanlah aku segera agar bisa bertemu dengan-Mu."

Belum selesai dia berdo'a, Allah pun sudah mengambil nyawanya.

Bukan tentang Athiyah dan bidadarinya yang membuatku menangis di Masjid pagi ini. Aku menangis karena teringat Rasulallah SAW.

Sebelum menikah, beliau adalah seorang pemuda yang kaya raya. Seorang pedagang antarnegara yang sukses. Banyak saudagar lain yang tertarik berkongsi dengan beliau sebagai investor dan beliau sebagai operator bisnisnya.

Salah seorang investor, saudagar besar nan kaya raya itu bernama Khadijah binti Khuwailid. Bisnis mereka senantiasa menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Keuntungan yang terus menambah pundi-pundi kekayaan mereka berdua.

Kekaguman Khadijah pada pribadi Muhammad mengantarkan mereka berdua menjadi suami istri. Pasangan saudagar kaya raya di Kota Makkah.

Beliau dan keluarga menikmati kehidupan yang bahagia dan kaya raya itu hingga beliau memilih ber uzlah di Gua Hira dan menerimah nubuwah kenabian.

Sejak itulah beliau memilih fokus berdakwah dan menghabiskan harta kekayaannya untuk dakwah.

Tidak sedikit harta beliau dan harta Bunda Khadijah yang dihabiskan untuk membiayai dakwah dan untuk menaklukkan hati banyak pemimpin kabilah untuk memeluk dan membela agamanya.

Setelah Islam berjaya di Madinah pun, Allah SWT memberikan hak 20% dari harta ghanimah untuk beliau. Dan itu jumlah yang sangat besar setiap kali ada peperangan yang dimenangkan oleh kaum muslimin. Nilainya bisa milyaran dan bahkan triliunan rupiah.

Jika beliau menghendaki hidup sejahtera dan kaya raya seperti sebelum mendapat nubuwah maka kehidupan mewah bukan hal yang sulit beliau dapatkan. Dan itu pun tak akan habis dinikmati oleh 7 turunan sekali pun.

Tapi ternyata bukan itu yang beliau kehendaki di dunia ini. Beliau memilih menginfakkan harta yang menjadi hak beliau itu di jalan dakwah. Semua keluarga dan anak cucu beliau pun mengikutinya.

Mereka memilih hidup dalam ketrerbatasan ekonomi demi tegaknya agama Allah.

Hingga kita pun bisa membaca kisah si Syarifah bersama beberapa anak yatimnya yang kelaparan dan memohon sedekah.

Ya Rasulullah.... Betapa mulia hatimu. Betapa agung budi pekertimu. Betapa lembut jiwamu. Engkau memilih hidup menderita meski harta dunia datang melimpah kepadamu demi umatmu.

Ya Allah, hamba rindu kepada nabi-Mu. Hamba ingin memeluknya, duduk bersimpuh didepannya sambil mendengarkan banyak wajangannya

Ya Allah, ijinkan hba segera bisa berziarah ke makam beliau di Madinah, bermunajat di raudah yang mustajabah untuk semua do'a. Ijinkan hamba dan keluarga segera bisa menunaikan ibadah haji dan umrah dengan pahala yang sempurna.

« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ »

“Barangsiapa yang melaksanakan shalat shubuh secara berjama’ah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka’at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umroh.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi)

*Supriyanto, M.Pd*
*Masjid Al Ikhlas, 26 Ramadhan 1441H*

Selasa, 13 Maret 2018

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN TERBALIK, FLIP LEARNING


IMPLEMENTASI
METODE PEMBELAJARAN TERBALIK, FLIP LEARNING
Oleh : Supriyanto, M.Pd*



Ingatan atau memori kita terbagi dalam dua kategori yaitu ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Sebagaimana memori yang ada dalam komputer. Jika sudah tersimpan di hard disk maka akan menjadi memori jangka panjang. Akan tetapi jika belum tersimpan di hard disk makan hanya akan menjadi memori jangka pendek. Seiring dengan makin banyaknya memori-memori lain yang bertumpuk di sistem maka segera juga memori itu akan hilang atau susah diakses kembali.
Seperti itu juga kurang lebih materi pelajaran yang kita sampaikan kepada siswa. Jika mereka menerimanya sebagai sesuatu yang tidak penting, sekedar rutinitas belajar saja maka materi itu hanya akan menjadi memori jangka pendek saja. Akan tetapi jika siswa menerima materi pelajaran kita sebagai sesuatu yang penting, sesuatu yang menarik minat mereka maka materi pelajaran kita itu akan menjadi memori jangka panjang di otak mereka.
Untuk merubah memori jangka pendek itu agar menjadi memori jangka panjang di otak siswa kita paling tidak ada dua hal yang harus kita lakukan. Pertama, buatlah pembelajaran kita menjadi pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat siswa. Di ainilah pentingnya kita selalu melakukan appersepsi diawal setiap kegiatan pembelajaran.
Kedua, Libatkan emosi siswa. Ajak siswa memahami pentingnya materi yang akan dipelajari. Apa manfaatnya dalam kehidupan mereka kelak dan masa kini. Kalau dalam istilah Quantum learning disebut AMBAK, Apa Manfaatnya BAgiKu. Kalau mereka sudah merasakan betapa pentingnya materi tersebut untuk kepentingan mereka maka yakinlah mereka akan lebih semangat dan antuasias dalam belajar. Nah disinilah letak pentingnya kita menyampaikan tujuan pembelajaran di awal setiap kegiatan pembelajaran kita.

DEFINISI FLIP LEARNING
Menurut Graham Brent (2013) Flipped classroom merupakan strategi yang dapat diberikan oleh pendidik dengan cara meminimalkan jumlah instruksi langsung dalam praktek mengajar mereka sambil memaksimalkan interaksi satu sama lain. Strategi ini memanfaatkan teknologi yang menyediakan tambahan yang mendukung materi pembelajaran bagi siswa yang dapat diakses secara online. Hal ini membebaskan waktu kelas yang sebelumnya telah digunakan untuk pembelajaran. Instruktur mengadopsi model flipped classroom untuk memberikan pembelajaran kelas atau konten instruksional sebagai pekerjaan rumah. Dalam persiapan untuk kelas, siswa diwajibkan untuk melihat video pembelajaran.
Menurut Tucker dalam Amy Roehl (2013) siswa memanfaatkan waktu di kelas untuk bekerja menyelesaikan masalah, pengembangan konsep, dan terlibat dalam pembelajaran kolaboratif. Sedangkan menurut Natalie (2012) Strategi flipped classroom mendukung banyak manfaat. Sebagian besar tampaknya menjadi keuntungan yang masuk akal (misalnya meningkatkan waktu instruksi lebih menarik) terutama untuk mengajarkan mereka dalam pengaturan campuran yang terdiri dari beberapa kombinasi tatap muka dan instruksi online.
Namun strategi ini juga memiliki keterbatasan. Pertama, kualitas video mungkin sangat buruk. Kedua, mengingat bahwa siswa dapat melihat video ceramah pada komputer mereka sendiri, kondisi di mana mereka kemungkinan melihat video ceramah menjadi pembelajaran yang tidak efektif (misalnya siswa bisa melihat video sambil menonton permainan baseball atau mendengarkan musik). Ketiga, siswa tidak menonton atau memahami video karena itu mereka tidak siap atau belum cukup siap untuk kegiatan tatap muka. Keempat, siswa mungkin perlu banyak penopang untuk memastikan mereka memahami materi yang disampaikan dalam video. Kelima, siswa tidak mampu mengajukan pertanyaan ke instruktur atau rekan-rekan mereka jika menonton video saja.
Metode Flip Learning ini sudah banyak digunakan di berbagai negara. Menurut laporan Flip Learning Network (FLN) dan Sophia Learning (2014), guru2 di Amerika Serikat yang menerapkan pembelajaran flip learning meningkat dari 48% ditahun 2012 menjadi 78% pada tahun 2014 dan 96% guru telah mengenal kata "flip learning". Sedangkan di Dong Eui University Busan Korsel ini baru dimulai tahun lalu (2016). Meskipun baru satu tahun digunakan, hasilnya sudah terlihat sangat bagus. Tingkat pemahaman siswa/mahasiswa meningkat sangat signifikan termasuk di kelas2 yang "sulit".
Kontribusi dan antusiasme siswa dalam pembelajaran terbukti sangat efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran sehingga mampu menghasilkan pemahaman yang baik. Karena itu metode pembelajaran aktif yang banyak melibatkan kontribusi siswa akan sangat menarik dan efektif.
Efektifitas pembelajaran ini telah dijelaskan oleh Edgar Dale (1969) dan juga oleh National Training Laboratories dalam Piramida Pembelajaran. Piramida pembelajaran ini adalah suatu bentuk penjelasan bagaimana cara agar kita mampu menguasai materi pelajaran dengan cepat dan lebih cerdas.



Berdasarkan piramida belajar Edgar Dale, dapat dilihat bahwa model pembelajaran dibagi menjadi 2 yaitu aktif dan pasif. Pada kedua model pembelajaran tersebut, 5% pemahaman bisa diserap melalui ceramah, 10% ilmu yang bisa diserap dari membaca, sedangkan 20% ilmu yang bisa diserap dari mendengarkan, dengan melihat demonstrasi berkontribusi 30% ilmu yang bisa diserap, dan dengan diskusi berkontribusi 50% terhadap ilmu yang bisa diterima. Sedangkan pembelajaran aktif melalui praktek berkontribusi 75% terhadap ilmu yang bisa diserap, dan bila mengaplikasikan ilmu ke kehidupan nyata atau mengajarkannya kepada orang lain maka akan berkontribusi 90% terhadap ilmu yang bisa diserap. Karena itu jelas sekali bahwa dengan pembelajaran aktif tentunya akan lebih efektif dalam penguasaan materi.
Sebagaimana kita pahami bersama bahwa pembelajaran tradisional yang selama ini kita terapkan cenderung lebih mengarah ke pembelajaran pasif dimana kontribusi siswa sangat rendah. Guru lebih aktif dan lebih banyak menyampaikan konten materi sedangkan siswa lebih banyak menjadi pendengar saja.Hasilnya bisa ditebak, tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan cenderung rendah.
Karena itu, metode pembelajaran Flip Learning yang menuntut kontribusi dan keterlibatan siswa sangat bisa menjadi alternatif dalam kegiatan pembelajaran kita. Harapannya tentu saja tingkat pemahaman siswa akan menjadi lebih baik.
Kalau kita melihat suasana perpustakaan dikalangan Kaum Yahudi, kita akan menyaksikan betapa berisik suara para pengunjungnya. Ini bertolak belakang dengan suasana perpustakaan pada umumnya yang selalu dikondisikan agar tenang. Kalau kita cermati, ternyata mereka tidak sekedar membaca buku di perpustakaan. Mereka terlihat sangat antusias berdiskusi tentang isi buku-buku yang sedang mereka baca dengan sesama pengunjung yang lain. Tradisi perpustakaan Yahudi yang berisik ini tetnyata sudah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu. Maka tak heran jika dikalangan mereka telah lahir banyak ilmuwan yang cerdas dan berhasil meraih hadiah nobel sebagainpenghargaan tertinggi dalam capaian ilmu pengetahuan.
Sekali lagi antusiasme dan kontribusi aktif siswa serta pembelajaran kelompok terbukti sangat efektif dalam mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Di sinilah letak kunci pentingnya Metode Pembelajaran Flip Learning. Siswa dituntut lebih aktif berkontribusi dan antusias melibatkan semua emosinya dalam belajar bersama. Karena dalam Metode Pembelajaran Flip Learning, porsi untuk siswa melakukan diskusi kelompok, partisipasi dan praktek jauh lebih besar daripada porsi guru dalam penyampaian konten materi.

STRUKTUR PEMBELAJARAN FLIP LEARNING
Metode Pembelajaran Flip Learning tidak hanya dilakukan di dalam kelas pada jam pelajaran saja. Melainkan sudah dimulai sehari atau jauh sebelum jam pelajaran sebagaimana yang sudah tercantum di jadwal pelajaran. Karena itu struktur kegiatan pembelajarannya dibagi menjadi dua bagian, yaitu di luar/sebelum kelas dan di dalam kelas.
Kegiatan pembelajaran di luar kelas atau sebelum kelas dilakukan dengan memanfaatkan berbagai media digital semisal video atau modul pembelajaran online untuk belajar konsep-konsep dasar. Misalnya dengan cara siswa diminta mempelajari video yang telah diunggah secara online oleh gurunya sebelum pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk melakukan persiapan kelas utamanya.
Pembelajaran di dalam kelas dilakukan secara berkelomlok. Siswa membagikan informasi dan pengetahuan yang telah mereka pelajari di luar kelas melalui video atau modul dan buku kepada teman2 di kelompoknya. Selain itu, pembelajaran di kelas bisa juga diarahkan untuk pemecahan masalah konsep dan pendalaman maupun penambahan/pengayaan materi pembelajaran baik melalui percobaan, praktek maupun diskusi dan presentasi.
Lantas bagaimana dengan peran gurunya? Dalam pembelajaran Flip Learning di kelas ini, sang guru lebih berperan sebagai pembina dan konsultan saja. Guru hanya akan memberikan penjelasan materi pada bagian2 yang kurang dipahami dan kepada siswa-siswa tertentu yang belum paham saja. Selanjutnya peran yang lain adalah membimbing siswa mengambil kesimpulan dan melakukan evaluasi serta memberikan umpan balik terhadap hasil evaluasi tersebut.
Metode Pembelajaran Flip Learning ini telah dipraktekkan dengam sangat baik oleh sebuah Universitas, Minerva University. Universitas ini telah memiliki asrama mahasiswa di 8 negara. Mulai tahun depan, 2018 akan dibuka juga asramanya di Seoul Korea Selatan.
Uniknya, para mahasiswa ini hampir tidak pernah bertemu langsung dengan para dosennya. Mereka hanya bertemu secara online. Dosen hanya memberikan sillabus materi-materi penting yang harus dipelajari para mahasiswanya. Lalu masing-masing mahasiswa belajar sendiri dari buku-buku dan video-video yang mereka cari sendiri yang kontennya sesuai dengan arahan sang dosen.
Sesuai dengan jadwal kelas yang telah ditentukan, para mahasiswa sekelas bertemu di salah satu ruang di asrama. Kenapa di asrama? Karena Universitas Minerva memang tidak memiliki gedung kampus/kelas sama sekali. Ya hanya asrama di 8 negara itu saja.
Di kelas, para mahasiswa mendalami materi pelajaran dengan cara saling mengajar/tutor sebaya, berdiskusi bahkan berdebat dengan sesama mahasiswa di kelas itu maupun mahasiswa yang bergabung secara online dikelas maya/online. Sang dosen bertindak sebagai moderator dan konsultan. Dosen memberikan penjelasan hanya pada konten-konten yg belum dipahami para mahasiswa.
Uniknya lagi, Universitas Minerva ini mengharuskan para mahasiswanya untuk selalu pindah ke asrama lain di 8 negara tersebut setiap pergantian semester. Tujuannya agar para mahasiswanya mengalami sendiri suasana dan lingkungam yang beraneka macam di negara-negara yang berbeda baik secara geografis maupun budaya.
Metode itu pula yang telah menginspirasi Dong Eui University untuk menerapkannya sejak tahun lalu. Hasilnya sungguh sangat bagus. Tingkat pemahaman mahasiswa meningkat secara signifikan. Bahkan di kelas-kelas  yang tergolong "sulit" sekalipun.

PEMBELAJARAN SEBELUM KELAS
Ada dua hal yang harus dilakukan guru maupun dosen yang akan menggunakan metode Flip Learning sebelum memulai kelas. Pertama, membuat konten materi pembelajaran dan mengunggahnya ke internet di web atau aplikasi yang telah ditentukan. Kedua, memeriksa dan memastikan seluruh siswa/mahasiswa di kelasnya telah membuka dan mempelajari konten tersebut. Tentu saja sebelumnya sang guru/dosen telah memerintahkan para siawa/mahasiswanya untuk mengakases konten tersebut.
Ketika membuat konten materi pembelajaran dalam bentuk Video para guru/dosen harus memperhatikan 4 prinsip. Pertama, Jangan mempersulit diri. Buatlah konten yang menarik dengan menggunakan peralatan dan aplikasi-aplikasi yang mudah digunakan. Kedua, Durasi video jangan terlalu panjang. Maksimal sekitar 5 menit saja. Karena kalau terlalu panjang durasinya, siswa/mahasiswa akan bosan dan tidak fokus pada konten tersebut. Ketiga, buatlah konten dengan memperbanyak gambar dan meminimalisir tulisan. Karena kalau fokusnya pada tulisan yang banyak tidak usah menggunakan video. Gunakan modul atau ebook saja. Keempat, Konten tersebut bisa disusun seperti cerita. Buatlah yang runtut dan sistematis sehingga lebih menarik dan mudah dipahami.
Ada beberapa cara yang bisa kita gunakan ketika membuat konten materi pembelajaran. Pertama, gunakan konten yang sudah ada di internet sepertk Youtube, MOOC dan lain-lain. Hal ini tentu akan meringankan pekerjaan kita. Tapi kita harus mencantumkan link video tersebut dengan jelas agar siswa tidak terpancing ke konten-konten lain yang yidak berhubungan dengan materi yang kita maksud. Kedua, merekam kelas saat kita melaksanakan pembelajaran. Lalu edit dan ambil materi intinya saja agar durasi tidak terlalu panjang. Ketiga, membuat konten bergaya wawancara. Rekam dan edit seperlunya sesuai topik yang akan dibahas di kelas.
Setelah konten siap dan sudah diunggah ke web/aplikasi yg telah ditentukan kita arahkan siswa agar mempelajarinya secara serius. Biasanya permasalahan yang muncul adalah pada tahapan ini. Banyak diantara siswa yang tidak mempelajarinya tapi mengakuvtelah mempelajari konten yang dimaksud gurunya.
Untuk mengantisipasi permasalahan seperti ini, kita bisa menyiapkan beberapa alternatif solusi. Pertama, siswa kita minta mengirimkan bukti berupa foto saat mereka sedang mengakses dan mempelajari konten yg telah kita unggah. Kedua, kita siapkan kuis pada setiap konten yang kita unggah. Siswa wajib menjawab kuis yang kita berikan. Ketiga, siswa kita wajibkan menyerahkan resume atau ringkasan dari konten materi pembelajaran yg sdh mereka pelajari. Dengan ketiga solusi tersebut kita bisa mastikan bahwa semua siswa di kelas kita sudah mempelajari konten materi pembelajaran sebelum kita memulai kelas.

PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS
Untuk memaksimalkan capaian tingkat pemahaman yang tinggi maka kita harus memaksimalkan keterlibatan aktif dan kontribusi semua siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Diantaranya adalah sebagai berikut: Pertama, siswa secara bergantian kita minta mengajarkan kkntenbyang telah mereka pelajari sebelum kelas tersebut kepada teman2nya secara klasikal. Kedua, kita bentuk beberapa kelompok lalu kita bimbing siswa untuk melakukan tutor sebaya dan kegiatan diskusi berbagai topik sesuai konten materi yang telah kita berikan. Ketiga, kita bimbing siswa untuk membuat mind mapping dari materi pembelajaran. Keempat, untuk tema2 tertentu kita bisa mengarahkan siswa untuk melakukan berbagai percobaan dan praktek. Kelima, untuk tema2 tertentu kita bimbing siswa melakukan simulasi ataupun sosio drama.
Setelah semua pembelajaran di kelas selesai, guru bisa membimbing siswa untuk melakukan refleksi dan mengambil kesimpulan. Kemudian dilakukan evaluasi melalui tes dan non tes sesuai situasi dan kebutuha. Selanjutnya guru bisa memnerikan feedback hasil evalhasi tersebut kepada siswa.
Demikianlah sekilas tentang pelaksanaan Flip Learning di Korea Selatan dan Dong Eui University pada khusunya. Bagaimana peluang untuk penerapan metode Flip Learning di Indonesia? Insya Allah akan kita bahas pada edisi selanjutnya.

********************

Hyonim Residence Hall, Asrama Mahasiswa Dong Eui University Lt.10 Kamar 1006A Busan Korsel
Selasa, 12 Desember 2017 Pukul 08.10 Waktu Busan

SUPRIYANTO,  M.Pd
*DELEGASI PENDIDIKAN SURABAYA-BUSAN KOREA SELATAN 2017
*Kadiv Diklat & Kurikulum Bidang Mutu JSIT Jatim
*Kabid Humas dan Publikasi PP FKG IPS Nasional
*CP: 0813 3741 8475

Selasa, 21 Januari 2014

UKHUWAH ISLAMIYAH seri 1


UKHUWAH ISLAMIYAH
(Bagian pertama dari tiga tulisan)



Penulis    :  Supriyanto, S.Pd
                   Direktur Lembaga Pendidikan Islam At-Taqwa
E-mail      :  at.taqwabambe@gmail.com

Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan Islam) adalah kekuatan iman dan spiritual yang melahirkan kasih sayang mendalam dan cinta kasih, kemuliaan dan saling percaya sesame orang yang terikat dalam ikatan aqidah, iman dan taqwa.

Dalam Risalah “Nizhamul Usar”, Imam Asy-Syahid Hasan Al Banna mengemukakan ada 3 pilar ukhuwah yang harus dilaksanakan oleh semua saudara kita agar bangunan usrah menjadi kuat dan solid. Ketiga pilar tersebut adalah: ta’aruf, tafahum dan takaful.

Ta’aruf berarti saling mengenal. Hendaknya kita benar-benar bisa mengenali saudara kita sebagaimana kita mengenali diri kita sendiri. Termasuk pengenalan dalam hal ini adalah mengenal keluarganya dengan baik, juga tentang pekerjaan dan tempat tinggalnya lengkap dengan karakter dominan saudara kita tersebut.

Tafahum bermakna saling memahami. Memahami kondisi saudara kita, masalah, latar belakang dan segala hal yang berkaitan dengan saudara kita yang bersangkutan. Dengan tafahum ini, kita diharapkan dapat ikut merasakan segala kesulitan ataupun  kebahagiaan saudara kita.

Takaful maksudnya saling menanggung beban. Dalam level pilar ini, kita diharapkan tidak sekedar mengetahui dan merasakan kesulitan atau kebahagiaan saudara kita. Tetapi, kita harus bisa dan bersedia meringankan beban kesulitannya atau mengucapkan selamat atas kebahagiaan yang diperolehnya.

Tiga pilar ukhuwah tersebut akan semakin kokoh dan lestari jika kita mengetahui keutamaan, landasan, kiat membina dan hak-hak dari ukhuwah tersebut.

Berikut ini adalah beberapa keutamaan ukhuwwah islamiyah:

1.    Wajahnya berseri karena memancarkan sinar (wibawa).

Rasulullah SAW melukiskan keadaan mereka yang menerapkan ukhuwah islamiyah sebagai berikut :
“Di antara haba-hamba Allah ada sekelompok orang yang bukan nabi dan syuhada’. Tetapi para nabi dan syuhada’ merasa tergiur dengan keadaan mereka, karena kedudukan yang mulia di sisi Allah”. Para sahabat bertanya, ”Wahai Rasulullah,siapakah mereka itu?”.Jawab beliau,”Mereka adalah sekelompok kaum yang memadu cinta kasih dalam mencari keridhaan Allah, yang diantara mereka tidak ada hubungan kerabat maupun hubungan materi. Demi Allah, wajah mereka bercahaya, sedangkan mereka tidak merasa khawatir dan takut ketika orang lain takut, mereka tidak berduka cita ketika orang lain berduka cita.” (HR.Abu Dawud)

2.      Mendapat ampunan dosa

Rasulullah SAW Bersabda, “Apabila seorang muslim bertemu dengan saudaranya kemudian berjabat tangan, maka dosa-dosanya gugur sebagaimana gugurnya dedaunan dari pohon kering ketika ditiup angin kencang. Sungguh diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilautan.”(HR.Thabrani)

3.      Berada dalam naungan ‘Arsy

Bersabda Rasulullah SAW,”Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman:”Di manakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini akan Aku naungi mereka dengan naungan-Ku, dihari dimana tidak ada naungan selain naungan-Ku.”(HR.Muslim)

4.      Berada dalam naungan kasih sayang (mahabbah) Allah

Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah hadits qudsi, Allah SWT berfirman: ”Orang yang saling mencintai karena Aku, saling kunjung- mengunjungi karena Aku dan saling memberi karena Aku, pasti akan mendapat cinta-Ku.”(HR.Ahmad dan Thabrani)

5.      Berada di Surga dalam ridha Allah

Rasulullah SAW bersabda,”Barang siapa menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka ia akan dipanggil oleh Allah: “Berbahagialah langkahmu, dan engkau telah menyediakan tempat tinggalmu di surga.’(HR.Tirmidzi)

6.      Merasakan kemanisan iman

Rasulullah SAW bersabda,”Tiga perkara yang barangsiapa memilikinya, ia akan merasakan manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada selain keduanya, cinta kepada seseorang karena Allah, dan membenci kekafiran sebagaimana ia tidak mau dicampakkan ke dalam api neraka.”(HR.Bukhari-Muslim).

Demikianlah sebagian dari fadhilah/keutamaan yang besar dari ukhuwah islamiyah. Sebagai orang beriman, tentunya kita semua sangat menginginkan untuk mendapatkan semua keutamaan di atas.

Sahabat sekalian, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk membina ukhuwah islmiyah sehingga kita dapat memperoleh semua keutamannya. Apa saja itu? Insya Allah akan kita bahas di bagian selanjutnya.

Bersambung ke bagian kedua, Insya Allah…


KANDUNGAN SYAHADAT bagian ketiga


KANDUNGAN SYAHADAT
(Bagian ketiga dari tiga tulisan)

Penulis      : Supriyanto, S.Pd
                    Direktur Lembaga Pendidikan Islam At-Taqwa
E-mail      :  at.taqwabambe@gmail.com

             Pada bagian pertama telah dijelaskan bahwa dalam terminologi bahasa Arab, syahadat memiliki 3 makna , yaitu : Al-I’lan (pernyataan, pengumuman atau proklamasi), al-wa’du (janji) dan al-qassam (sumpah). Sedangkan pada bagian kedua telahdiuraikan bahwa iman haruslah meliputi tiga unsur sekaligus, yaitu: pernyataan lisan, keyakinan hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan.

                Sekarang marilah kita marilah kita bahas kelanjutannya, bagaimanakah dampak syahadat itu bagi kita. Selamat membaca.
---@@@@@@@@@---
                Keimanan seorang muslim yang mencakup tiga unsur  di atas harus senantiasa dipelihara dan dijaga dengan sikap istiqamah. Istiqamah adalah konsisten, tetap dan teguh pada pendirian, tidak berubah dan tahan terhadap berbagai ujian yang menimpanya. 

 “ Maka tetap (istiqamah)lah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.”(Qs. Hud 11 : 112)

Sikap istiqamah ini akan melahirkan tiga hal sebagai dampak syahadat yang merupakan ciri orang-orang yang beriman sempurna, yaitu : keberanian, ketenangan dan optimis. Mari kita kaji satu persatu dampak dari syahadat kita.
1.    Keberanian
Keberanian ini akan muncul dalam jiwa seorang mukmin karena keyakinannya sebagai hamba Allah SWT yang akan senantiasa dibela dan diukung oleh Allah SWT sehingga mereka tidak akan takut menghadapi tantangan hidup dan senantiasa siap untuk berjuang menegakkan kebenaran. Selain itu Allah pun akan menurunkan para malaikatnya untuk mendukung dan menolong mereka.
 
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".    (Qs. Fushshilat 41 : 30)

Keberanian juga bersumber dari keyakinannya kepada qada’ dan qadhar Allah SWT yang telah pasti sehingga mereka tidak akan takut mati. Karena kematian dalam memperjuangkan agama Allah justru merupakan sesuatu yang mereka rindukan dan cita-citakan. Karena cita-cita tertinggi mereka adalah hidup dalam kemuliaan Islam atau mati sebagai syuhada
 “ (yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pembuat perhitungan.” (Qs. Al-Ahzab 33 : 39)

2.      Ketenangan
Ketenangan berasal dari keyakinan dan tawakkalnya terhadap perlindungan Allah SWT menjaga dan memelihara orang-orang beriman dari segala kesulitan dan mara bahaya yang mengancam. Dengan senantiasa berpegang teguh pada tuntunan Allah SWT dan selalu mengingat-Nya dalam segala kondisi, niscaya ketenangan akan selalu hadir dalam diri mereka.

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Qs.Ar-Ra’du 13 :28)

3.      Optimis
Syahadat yang dipahami secara utuh dan benar akan memunculkan jiwa optimisme dalam dada kaum beriman. Optimis bahwa masa depan adalah milik orang-orang beriman. Optimis bahwa kemenangan Ummat Islam dan kehancuran musuh-musuhnya adalah sesuatu yang pasti. Optimis bahwa semua amal perbuatannya tidak akan ada yang sia-sia di sisih-Nya dan pasti akan dibalas dengan balasan yang sempurna.
Merekapun optimis bahwa pertolongan Allah SWT pasti akan datang dan tidak aka nada satu kekuatan apapun yang mampu menandingi-Nya. Optimisme mereka sebagaimana optimismenya para sahabat nabi ketika terjepit kesulitan karena terkepung musuh dalam Perang Khandaq/Ahzab.

 “Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata : "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.”(Qs. Al-Ahzab 33 : 22)

Jika syahadat kita pahami dengan benar dan utuh seperti ini, maka kita akan mendapatkan janji Allah SWT berupa kebahagiaan di dunia dan juga kebahagiaan di akhirat. Semoga kita semua termasuk kedalam golongan orang-orang beriman yang akan mendapatkannya. Amin.

Waalahu A’lam Bishawab.

_